Rabu, 14 September 2011

keistimewaan wanita

Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat dari lelaki.
2.     Wanita yang Sholichah itu lebih baik daripada 1000  orang lelaki yang sholeh.
3.     Barang siapa yang menngembirakan anak wanitanya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah.
4.     Barang siapa yang membawa hadiah ( oleh-oleh ) lalu diberikan kepada keluarganya, hendaklah mendahulukan anak wanitanya dari anak laki-laki
5.     Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah SAW didalam Syurga.
6.     Barang siapa mempunyai 2 atau 3 anak wanita, atau 2 atau 3 saudara wanita lalu dia bersikap ichsan dalam pergaulan dengan mereka  dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa dan tanggung jawab maka baginya adalah Syurga.
7.     Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak wanitanya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka (Aisyah r.a.).
8.     Syurga dibawah telapak kaki Ibu ( Hadits )
9.     Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga, maka masuklah dari pintu yang dikehendaki.
10.   Wanita yang taat akan suaminya serta menjaga sholat dan puasanya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat pada suaminya dan direlakanya.
11.   Apabila memanggil akan engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.
12.   Aisyah r. a. berkata “ Aku bertanya kepada Rasulullah SAW,  siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?  “  Jawab Baginda, “ Suaminya “  Siapa pula berhak terhadap lelaki ? Jawab Rasulullah “ Ibunya “
13.   Wanita apabila sholat 5 waktu, puasa 1 bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Syurga mana saja yang dia kehendaki.
14.   Tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia kedakam Syurga 10.000 tahun lebih dahulu dari suaminya.
15.   Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.
16.   Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahal orang yang berjihad pada jalan Allah.
17.   Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti  keadaan ibunya melahirkannya
18.   Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari pada susunya diberi satu kebajikan.
19.       Apabila ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakn 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

Istri empat sahabat nabi

Matahari di atas bumi Mekkah sudah tinggi. Langit yang cerah membentuk kubah memayungi ka’bah. Manusia yang lalu lalang menyembah berhala di sekitar ka’bah mulai kegerahan. Di balik batu-batu yang membisu, seorang wanita termenung menyaksikan kaumnya yang dibelenggu kekafiran. Hatinya bergejolak, mempertanyakan kaumnya yang masih berpikiran konyol, menyembah berhala yang tak berdaya.
Siapa gadis cantik yang berpikiran cerdas itu? Dia adalah Ummu Kaltsum. Putri gembong kafir “Uqbah bin Mu’ayyat. Penentang keras agama Allah dan menyiksa orang-orang lemah, yang selalu mengusik dakwah Rasulullah dengan hinaan, fitnah, teror, serta aksi-aksi kotor lainnya. Ayahnya yang memeluk agama Yahudi Safuriyah itu, pernah menginjakkan kakinya ke leher Nabi ketika beliau sedang bersujud di belakang maqam Ibrahim.

Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang lekat dengan kekafiran, tidak
menghalangi Ummu Kaltsum untuk menjadi wanita mukmin. Dia telah diberi petunjuk oleh Allah SWT sejak turunnya surat Al-Ahzab ayat 45 yang bermakna, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan membawa kabar gembira serta memberi peringatan.
Setelah hatinya terbuka oleh kebenaran, gadis itu segera mensucikan diri dari sisa-sisa kepercayaan syirik yang mengendap dengan siraman kajian Islam. Ummu Kaltsum lalu mempercepat langkah, merapatkan barisan bersama kelompok pendobrak status quo kekafiran.
Tekadnya sudah bulat untuk menyusul Nabi dan kaum muslimin yang sudah hijrah ke Madinah. Di tengah malam yang sunyi, ketika saudara-saudaranya sedang terlelap, ia memacu untanya menuju Madinah. Di tengah perjalan dia betemu dengan seseorang dari suku Khuza’ah yang mempunyai niat serupa. Maka berangkatlah mereka bersama-sama menuju Madinah.
Diam-diam saudara laki-laki Ummu Kaltsum mendengar pelarian adiknya ke Madinah. Bagai disambar petir, Walid dan Amarah memacu kudanya menuju Madinah untuk mengejar adiknya. Mereka tiba di Madinah mendahului Ummu Kaltsum. Dua orang yang masih dibelenggu kekafiran iu segera menemui Nabi dan memberi peringatan. “Hai Muhammad. Tepatilah perjanjian di antara kita.”
Saat itu, Rasulullah baru saja mengadakan perjanjian dengan kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan “Perjanjian Hudaibiyah”. Diantara pasal perjanjian itu ada yang menyatakan, “Jika dari pihak Quraisy meninggalkan Mekah tanpa izin pimpinannya dan memeluk Islam serta bergabung dengan kaum Muslim, Muhammad harus mengembalikannya kepada kaum Quraisy, Namun, bila seorang muslim bergabung dengan kaum Quraisy, tak ada kewajiban kaum Quraisy untuk mengembalikannya kepada kaum muslim.”
Mukminah mana yang tidak merasa sedih dan kecewa, bila harapannya untuk hidup di kota kekasih Allah yang terpendam cukup lama nyaris sirna. Dengan air mata berderai, mukminah itu memohon kepada Nabi, “Ya Rasulullah, saya adalah wanita. Anda tahu bagaimana kelemahan wanita itu.”
Pada saat itu turunlah Firman Allah surat Al-Mumtahanah ayat 10 yang intinya melarang kaum wanita beriman dikembalikan kepada kaum musyrikin. Maka Nabi segera memberi jawaban yang tegas kepada Walid dan Amarah. “Allah telah membatalkan janji itu untuk muslimah, sebagaimana yang telah kau ketahui. Cepatlah kalian pegi dari sini!”   Sejak itu Ummu Kaltsum hidup di Madinah dalam naungan kasih Allah dan Rasulnya. Kehadirannya selaku mukminah di kota pertahanan Islam itu menarik perhatian empat sahabat Nabi. Mereka adalah Zubair bin Awwam, Zaid bin Haritsah, Abdurrahman bin Auf, dan Amru bin Ash. Keempat pria itu melamar Ummu Kaltsum untuk dijadikan isteri. Bingung, senang, dan gembira, itulah yang ada di benak kuntum mukminah yang sedang mekar. Bagaimana ia harus memilih, mengutamakan salah satu pria kebanggaan Rasulullah. Andaikata harus memilih Zaid, ia adalah laki-laki yang sangat disayangi Rasulullah. Dan Zubair? Dia seorang pahlawan penunggang kuda yang selalu menyambut panggilan Rasulullah sepanjang waktu. Rasul sendiri pernah memuji Zubair dengan perkataan demikian. “Bagi setiap Nabi ada hawary (pembantu setia), dan hawary saya adalah Zubair bin Awwam.”
Sedangkan Abdurrahman bin ‘Auf adalah ahli perdagangan yang menolak pemberian-pemberian saudaranya dari kaum Anshar. Rasulullah telah mempersaudarakan antara dia dengan Sa’ad bin Rabi’ di Madinah. “Saudaraku, saya adalah orang terkaya di Madinah. Ambilah separo dari hartaku,: kata Sa’ad. “Semoga Allah memberkati keluargamu dan hartamu. Terima kasih atas semua yang kau tawarkan itu. Lebih baik kau tunjukkan saja padaku, di mana letak pasar itu?” jawab Abdurrahman.
Setalah Sa’ad menunjukkan letak pasar serta seluk-beluk tentang pasar itu, Abdurrahman lalu berdagang. Setiap waktu perdagangannya maju pesat, dengan keuntungan yang melimpah. Seolah-olah setiap batu yang jatuh di kaki Abdurrahman berubah menjadi emas dan permata.
Siapa pula Amru bin Ash? Nabi pernah berkata, “Mekkah telah melemparkan kepada kalian potongan-potongan jantung kota Mekkah.” Adapun yang dimaksud Nabi adalah Amru bin Ash, Khalid bin Walid, dan Utsman bin Thalhah. Mereka datang ke Madinah, meninggalkan Mekkah untuk memeluk Islam.
Semua pelamar putri Utbah itu memiliki kualitas tersendiri, sehingga membuatnya sulit menentukan pilihan. Untuk itu ia datang kepada Utsman bin Affan, saudaranya dari garis ibu guna meminta nasihat. Tapi Utsman menyarankan saudara perempuannya itu supaya menghadap Nabi saja.
Berangkatlah Ummu Kaltsum menemui Nabi dan menceritakan permasalahannya. Ternyata Nabi menyarankan agar memilih Zaid bin Haritsah. Sebagai mukminah yang taat pada Rasul Allah, Ummu Kpun melangsungkan pernikahannya dengan putra angkat Nabi itu. Rumah tangga yang bahagia pun mereka jalani hingga dikaruniai dua orang anak. Namun, anak-anak mereka yang manis itu diambil oleh Yang Maha Kuasa. Dan tak lama kemudian, rumah tangga yang mereka bina berakhir.
Berita sedih itu rupanya sampai di telinga Zubair bin Awwam. Rasa kasihnya untuk wanita mukminah itu bersemi lagi. Usai melewati masa iddah, Ummu Kaltsum dipinang lagi oleh Zubair. Dengan harapan baru, putri Uqbah itu berusaha membina keluarga sakinah. Allah mengaruniai pasangan baru itu seorang anak. Namun, tiba-tiba badai menghantam dan mengkoyak rumah tangganya. Bahtera perkawinan Ummu Kaltsum dan Zubair pun terhempas. di tengah kesendiriannya, Abdurrahman bin Auf datang kepadanya. Ummu Kaltsum meneriman pinangan konglomerat muslim yang dermawan itu dengan dada lapang.
Ternyata sahabat Nabi ini benar-benar pria yang mengerti bagaimana menghadapi wanita. Cinta, kelembutan, dan kasih sayang yang diberikan Abdurrahman membuat hati Ummu Kaltsum senantiasa berseri. Buah asmara mereka bagaikan dua anak Adam, Ibrahim dan Hamied. Ummu Kaltsum dapat mempertahankan rumah tangga hingga suaminya meninggal.
Mukminah dari Mekkah yang selalu diikat dan dihiasi oleh ketabahan ini, rupanya daya tariknya tak lekang oleh waktu. Amru bin Ash, ternyata belum melupakan cintanya. Laki-laki itu pun datang dan melamar Ummu Kaltsum. Untuk keempat kalinya, putri Uqbah itu menikah dengan sahabat Nabi.

Rabu, 11 Juni 2008

Rahasia Senyum Nabi Muhammad SAW




Ketika Anda membuka lembaran sirah kehidupan Muhammad saw., Anda tidak akan pernah berhenti kagum akan kemuliaan dan kebesaran pribadi Muhammad saw.

Sisi kebesaran itu terlihat dari sikap seimbang dan selaras dalam setiap perilakunya, dan sikap beliau dalam menggunakan segala sarana untuk meluluhkan kalbu setiap orang dalam setiap kesempatan.

Sarana paling besar yang dilakukan Muhammad saw. dalam dakwah dan perilaku beliau adalah, gerakan yang tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan energi berlimpah, meluncur dari bibir untuk selanjutnya masuk ke relung kalbu yang sangat dalam.

Jangan Anda tanyakan efektifitasnya dalam mempengaruhi akal pikiran, menghilangkan kesedihan, membersihkan jiwa, menghancurkan tembok pengalang di antara anak manusia!. Itulah ketulusan yang mengalir dari dua bibir yang bersih, itulah senyuman!

Itulah senyuman yang direkam Al Qur'an tentang kisah Nabi Sulaiman as,ketika Ia berkata kepada seekor semut,

"Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba- Mu yang saleh". An Naml:19

Senyuman itulah yang senantiasa keluar dari bibir mulia Muhammad saw.,dalam setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya. Saat beliau menahan amarah atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun.

Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata,
"Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku."

Suatu ketika Muhammad saw didatangi seorang Arab Badui, dengan serta merta ia berlaku kasar dengan menarik selendang Muhammad, sehingga leher beliau membekas merah. Orang Badui itu bersuara keras, "Wahai Muhammad, perintahkan sahabatmu memberikan harta dari Baitul Maal! Muhammad saw. menoleh kepadanya seraya tersenyum. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya memberi harta dari baitul maal kepadanya."

Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang
terlambat dan tidak ituk serta dalam perang Tabuk, beliau masih
tersenyum mendengarkan alasan mereka.

Ka'ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka: "Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang marah. Kemudian beliau berkata, "Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau."

Suatu ketika Muhammad melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa sahabat yang sedang membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau lewat dan tersenyum kepada mereka.

Beliau tersenyum dari bibir yang lembut, mulia nan suci ini, sampai
akhir detik-detik hayat beliau.

Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, "Ketika kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw. yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka!"

Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu
sahabat-shabatnya, istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa
dengannya!

Menyentuh Hati

Muhammad saw. telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyuman. Beliau mampu "menyihir" hati dengan senyuman. Beliau menumbuhkan harapan dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan beliau saw. mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan, beliau bersabda,
"Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah." At Tirmidzi dalam sahihnya.

Meskipun sudah sangat jelas dan gamblang petunjuk Nabi dan praktek beliau langsung. Namun Anda masih banyak melihat sebagaian manusia masih berlaku keras terhadap anggota keluarganya, tehadap rumah tangganya dengan tidak menebar senyuman dari bibirnya dan dari ketulusan hatinya.

Anda merasakan bahwa sebagian manusia -karena bersikap cemberut dan muka masam- mengira bahwa giginya bagian dari aurat yang harus ditutupi! Di mana mereka di depan petunjuk Nabi yang agung ini! Sungguh jauh mereka dari contoh Nabi muhammad saw.!

Ya, kadang Anda melewati jam-jam Anda dengan dirundung duka, atau disibukkan beragam pekerjaan, akan tetapi Anda selalu bermuka masam,cemberut dan menahan senyuman yang merupakan sedekah, maka demi Allah,ini adalah perilaku keras hati, yang semestinya tidak terjadi. Wal iyadzubillah.

PENGARUH SENYUUUUMMMM

Sebagian manusia ketika berbicara tentang senyum mengaitkan dengan pengaruh psikologis terhadap orang yang tersenyum. Mengkaitkan boleh-boleh saja, yang oleh kebanyakan orang boleh jadi sepakat akan hal itu. Namun seorang muslim memandang hal ini dengan kaca mata lain,yaitu kaca mata ibadah, bahwa tersenyum adalah bagian dari mencontoh Nabi saw. yang disunnahkan dan bernilai ibadah.

Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat dampak besar dari seuntai senyuman dan sangat besar pengaruhnya.

Dil Karanji dalam bukunya yang terkenal, "Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia" menceritakan,

"Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni."

Ia melanjutkan, "Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, "Saya pilih tersenyum kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang
membalas penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayanan- terhadap saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah."

Kegembiraan meluap ketika Karanji menambahkan, "Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, akan tetapi membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan
sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya. "

Betapa kita sangat membutuhkan sosialisasi dan penyadaran petunjuk Nabi yang mulia ini kepada umat. Dengan niat taqarrub ilallah -pendekatan diri kepada Allah swt.- lewat senyuman dimulai dari diri kita, rumah kita, bersama istri-istri kita, anak-anak kita, teman sekantor kita. Dan kita tidak pernah merasa rugi sedikit pun! Bahkan kita akan rugi, rugi dunia dan agama, ketika kita menahan senyuman, menahan sedekah ini, yaitu dengan selalu bermuka masam dan cemberut dalam kehidupan.

Pengalaman membuktikan bahwa dampak positif dan efektif dari senyuman ini, yaitu senyuman menjadi pendahuluan ketika meluruskan orang yang keliru, dan menjadi muqaddimah ketika mengingkari yang munkar. Orang yang selalu cemberut tidak menyengsarakan kecuali dirinya sendiri dan dengan bermuka masam ia telah mengharamkan menikmati dunia ini. Bagi
orang yang menebar senyum selamanya akan senang dan gembira. Allahu a'lam

Sabtu, 31 Mei 2008

SAHABAT


JANGAN ENGKAU BERSAHABAT

DENGAN SAHABAT YANG MANA DIA

BEGITU BERHARAP KEPADA ENGKAU

KETIKA MAU MENYELESAIKAN

MASALAHNYA SAJA,,,SEDANGKAN

APABILA MASALAH ATAU KEINGINANNYA

TELAH SELESAI MAKA DIA

MEMUTUSKAN LEMANISAN

PERSAHABATAN


BERSAHABATLAH DENGAN MEREKA

YANG MEMPUNYAI KETINGGIAN

DALAM MELAKUKAN KEBAJIKAN'

MEMENUHI JANJI DALAM PERKARA

YANG BENAR,MEMBERI

PERTOLONGAN KEPADA ENGKAU

SERTA MEMADAI DENGAN

AMANAHNYA ATAU SIKAP

BERTANGGUNGJAWABNYA

TERHADAP ENGKAU



( Umar Bin Abdul Aziz)